Pada tahun ke-2 hijriah, Allah swt sebagai tuhan dan penguasa jagat raya, memerintahkan nabi muhammad saw beserta umatnya untuk melakukan ibadah puasa, mereka diminta untuk menahan segala hal yang membatalkan puasa, menahan hawa nafsu mereka dari makanan dan minuman, menahan berhubungan badan dengan istri mereka, serta menjaga diri dari perbuatan dosa, semua dilakukan dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
Kewajiban puasa itu Allah bebankan kepada kita 1 bulan lamanya, dibulan yang disebut Ramadhan, dia adalah bulan yang penuh Rahmat, ampunan yang luas, bonus pahala yang berlimpah, dan dibulan itu banyak hamba hamba Allah yang dibebaskan dari api neraka.
Mungkin ada di antara kita, baik anak anak maupun orang dewasa, laki laki maupun Perempuan bertanya tanya pada diri kita sendiri, kenapa kita harus berlelah lelah berpuasa? kenapa Allah membebani kita dengan rasa lapar sepanjang hari ? kenapa Allah larang kita dari makan, minum, serta istri yang padahal itu hukumnya halal Ketika diluar Ramadhan? Kenapa Allah paksa kita tarawih setiap malamnya, meningkat bacaan alquran kita, memberi perbukaan kepada sesama muslim, serta menahan diri dari pertengkaran ? Apa manfaat dan kebaikan yang Allah kehendaki untuk kita ?
Mungkin ada di antara kita, baik anak anak maupun orang dewasa, laki laki maupun Perempuan bertanya tanya pada diri kita sendiri, kenapa kita harus berlelah lelah berpuasa? kenapa Allah membebani kita dengan rasa lapar sepanjang hari ? kenapa Allah larang kita dari makan, minum, serta istri yang padahal itu hukumnya halal Ketika diluar Ramadhan? Kenapa Allah paksa kita tarawih setiap malamnya, meningkat bacaan alquran kita, memberi perbukaan kepada sesama muslim, serta menahan diri dari pertengkaran ? Apa manfaat dan kebaikan yang Allah kehendaki untuk kita ?
Maka ribuan pertanyaan yang berkutat dipikiran kita itu, sudah Allah tegaskan langsung jawabanya Ketika Allah menurunkan syariat kewajiban puasa di dalam surat al-baqarah ayat 183 yang sangat sering kita baca.
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ }
“Wahai orang-orang yang beriman, Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” [QS. Al-Baqarah: 183]
“Wahai orang-orang yang beriman, Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” [QS. Al-Baqarah: 183]
Dipenghujung ayat, Allah memberikan jawaban yang tegas dan lugas atas semua kegalauan dan pertanyaan kita, tentang tujuan Allah memberikan beban syariat puasa kepada kita, yaitu agar kita semua mempu menjadi hamba-Nya yang bertaqwa dan masuk kedalam golongan muttaqin.
lalu kemudian muncul pertanyaan berikutnya, kenapa kita manusia harus menjadi manusia yang bertaqwa dan takut kepada Allah? Apa benefit, keuntungan dan kebaikan yang akan kita raih jika kita hidup didunia ini dengan gelar taqwa yang melekat pada iman kita?
Maka Al-quran lagi lagi datang menjawab semua keluh kesah dan rasa penasaran kita ini dengan penjelasa penjelasanya yang begitu indah, di dalam al-quran setidaknya ada 7 kebaikan dan manfaat yang Allah janjikan bagi orang orang bertaqwa ketika mereka hidup di atas muka bumi :
lalu kemudian muncul pertanyaan berikutnya, kenapa kita manusia harus menjadi manusia yang bertaqwa dan takut kepada Allah? Apa benefit, keuntungan dan kebaikan yang akan kita raih jika kita hidup didunia ini dengan gelar taqwa yang melekat pada iman kita?
Maka Al-quran lagi lagi datang menjawab semua keluh kesah dan rasa penasaran kita ini dengan penjelasa penjelasanya yang begitu indah, di dalam al-quran setidaknya ada 7 kebaikan dan manfaat yang Allah janjikan bagi orang orang bertaqwa ketika mereka hidup di atas muka bumi :
1. SUPAYA KITA DICINTAI OLEH ALLAH
Allah berfirman di dalam al-quran :
{ بَلَىٰۚ مَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ وَٱتَّقَىٰ فَإِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِینَ }
“barang siapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa" [QS. Āli-ʿImrān: 76]
Allah menghendaki kita menjadi orang yang bertaqwa, agar dengan taqwa itu kita menjadi golongan manusia yang dicintai oleh Allah dan menjadi kekasih-Nya di dunia, serta dirahmati di akhirat.
Tidakkah kita Bahagia jika dicintai pasangan kita ? tidakkah kita Bahagia Ketika dicintai orangtua kita? Tidakkah kita merasa senang jika dicintai oleh anak anak kita ? tidakkah kita merasa nyaman Ketika dicintai oleh orang orang dan manusia disekitar kita ? maka bagaimana jika yang mencintai kita adalah Tuhan-Nya manusia, Tuhan yang merupakan sumber cinta dan mendeklarisakan dirinya sebagai zat yang Maha Penyayang.
Maka kenapa kita tidak berusaha mengejar cinta Allah, agar kemudian kita menjadi Hamba-Nya yang tunduk dan patuh dengan segala perintahnya, cinta membaca kalam-Nya, cinta bersujud dan bersimpuh kepada-Nya, cinta memelas kasih sayang dan meminta pengharapan doa hanya kepada-Nya.
2. Supaya kita mulia di sisi Allah swt
yang kedua, kenapa Allah menyuruh kita berpuasa dan menjadi hamba yang bertaqwa, adalah agar kita menjadi manusia mulia di hadapan zat yang maha mulia.
allah berfirman didalam al-quran :
Maka kenapa kita tidak berusaha mengejar cinta Allah, agar kemudian kita menjadi Hamba-Nya yang tunduk dan patuh dengan segala perintahnya, cinta membaca kalam-Nya, cinta bersujud dan bersimpuh kepada-Nya, cinta memelas kasih sayang dan meminta pengharapan doa hanya kepada-Nya.
2. Supaya kita mulia di sisi Allah swt
yang kedua, kenapa Allah menyuruh kita berpuasa dan menjadi hamba yang bertaqwa, adalah agar kita menjadi manusia mulia di hadapan zat yang maha mulia.
allah berfirman didalam al-quran :
(إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡ)
[QS. Al-Ḥujurāt: 13] “Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa”
[QS. Al-Ḥujurāt: 13] “Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa”
Ayat ini memberikan suatu tolak ukur didalam ilmu allah azza wajalla tentang karekteristik manusia yang paling terhormat, ayat ini tidak menyebutkan harta, jabatan,kecantikan, kesuksesan bisnis, warna kulit, gender, ras dan lainya sebagai standar kemuliaan manusia dihadapan Allah, tetapi standar kemuliaan itu adalah Taqwa.
Di zaman ini, kita perhatikan man usia berlomba lomba memperkaya harta dan merebut tahta, yang dengan itu mereka meyakini akan dipandang baik dan terhormat di hadapan manusia, tapi kita sering lupa, kalaulah kekayaan harta adalah ukuran kemuliaan seseorang, maka sepantasnya qorun adalah manusia yang paling mulia di atas muka bumi, tapi bagaimana akhir kehidupanya? Dia ditenggelamkan kedalam tanah beserta harta adan perhiasanya.
Jika pangkat dan kekuasaan adalah barometer kemuliaan seseorang, maka fir’aun adalah manusia yang paling agung dan terhormat, tetapi bagaimana akhir hidupnya? Dia tenggelam di dasar laut beserta bala tantara dan menteri menterinya.
Lalu kenapa kita saling bertanding untuk sebuah gelar kehormatan yang semu, bekerja keras siang dan malam, bahkan sampai menangisi kehidupan kita yang tak bergelimang harta dan kekuasaan.
akankah kita lupa, banyak manusia yang tampak mulia di hadapan manusia, tetapi ternyata dia hina dihadapan penguasa alam semesta ? dan betapa banyak pula insan beriman, yang tampak hina dihadapan manusia tetapi ternyata dia begitu mulia di sisi Allah azza wajalla.
sebagaimana dalam sebuah hadis yang shohih :
akankah kita lupa, banyak manusia yang tampak mulia di hadapan manusia, tetapi ternyata dia hina dihadapan penguasa alam semesta ? dan betapa banyak pula insan beriman, yang tampak hina dihadapan manusia tetapi ternyata dia begitu mulia di sisi Allah azza wajalla.
sebagaimana dalam sebuah hadis yang shohih :
(عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " رُبَّ أَشْعَثَ مَدْفُوعٍ بِالْأَبْوَابِ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ" )
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Betapa banyak orang yang rambutnya kusut, yang ditolak di pintu-pintu, seandainya dia bersumpah demi Allah, pasti Allah akan mengabulkannya." (HR. Muslim)
Rosulullah saw memberikan kepada kita suatu nasehat yang luar biasa, betapa banyak hamba Allah yang tidak memiliki kedudukan di mata manusia, diabaikan, dilecehkan, tak pernah dihormati, rendah dari aspek strata sosialnya, ekonomi maupun intelektual, tetapi ternyata dia memiliki kedudukan yang agung disisi Allah azza wajalla.
Maka dengan puasa ini, Allah ingin agar kita kelak menjadi hamba yang mulia, bukan mulia dengan standar manusia, tetapi mulia dihadapan Tuhan manusia
3. Agar hidup kita mudah dan sejahtera di dunia
salah satu kebaikan nilai taqwa yang allah persiapkan kepada kita didunia adalah, Allah menjanjikan hidup kita yang mudah dan sejahtera.
sebagaimana hal itu allah terangkan di dalam al-quran :
salah satu kebaikan nilai taqwa yang allah persiapkan kepada kita didunia adalah, Allah menjanjikan hidup kita yang mudah dan sejahtera.
sebagaimana hal itu allah terangkan di dalam al-quran :
(...وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا (2) وَیَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَیۡثُ لَا یَحۡتَسِبُ..)
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. Aṭ-Ṭalāq: 2-3)
Sahabatku yang dimuliakan Allah, semua manusia akan mengalami namanya permasalahan kehidupan, cobaan dan ujian dari Allah azza wajalla tanpa terkecuali, baik dia beriman maupun tidak beriman kepada Allah.
Tetapi bagi orang bertaqwa itu, Allah janjikan kehidupan mereka di dunia ini akan mudah, karena Allah berikan selalu solusi dan jalan keluar dari semua permasalahan hidup yang mereka temukan, baik permasalahan ekonomi, keluarga, jodoh, Kesehatan, pekerjaan.
Oleh karena ini, orang bertaqwa tidak akan berputus asa menjalani semua episode kehidupan, dia hidup di atas muka bumi ini dengan keyakinan bahwa dia memiliki Tuhan, Tuhan yang akan membantunya dalam menghadapi problem kehidupanya, tak peduli kapan pertolongan itu akan datang, tapi dia yakin bahwa Tuhanya tidak membiarkanya berjuang sendirian.
Maka Allah inginkan kita menjadi orang yang bertaqwa dengan Ramadhan, karena Dia menjanjikan jalan keluar bagi orang yang bertaqwa, bahkan dari pintu pintu rezeki yang tak pernah terbayangkan dan terfikirkan olehnya, sejahteralah hidupnya dan muncullah optimisme didalam diri orang yang bertaqwa dalam menghadapi tantangan hidup didunia.
4. Agar Allah Selalu Bersama kita
Allah selalu membersamai kehidupan orang orang yang bertaqwa, sebagaimana hal itu Allah jelaskan di dalam alquran :
{ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِینَ }
"Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa" [QS. Al-Baqarah: 194]
Jika Allah bersama kita, kedamaian batin akan hadir, bahkan di saat-saat sulit. Jika Allah Bersama kita, kelak Allah memberi kita petunjuk untuk membuat keputusan yang tepat dan membimbing kita di jalan yang di ridhoi-Nya, Jika Allah Bersama kita, segala usaha kita akan berbuah dan menghasilkan nilai yang diberkahi, baik di dunia maupun akhirat.
Jika Allah Bersama kita, kelak dia akan mengampuni dosa-dosa kita jika kita bertobat dan kembali kepada-Nya. Jika Allah Bersama kita, Allah akan menjaga kita dari segala kejahatan dan melindungi kita dari bahaya dan kesulitan. Jika Allah Bersama kita, Allah karuniai kita kekuatan batin untuk menghadapi tantangan dan ujian hidup, memberikan rasa kepuasan dan kelapangan hati atas semua takdir yang Allah tetapkan
Jika Allah bersama kita, segala sesuatu menjadi mungkin dan kita merasa aman di bawah perlindungan dan rahmat-Nya. Oleh karena itu, orang yang bertaqwa itu tidak pernah merasa kesepian, dia tidak pernah merasa hidup sendirian, dia merasa Allah selalu bersamanya, dalam suka maupun duka, Allah selalu menjaganya, melindunginya, membimbingnya dan memberikan petunjuk kehidupan kepadanya, Ketika allah membersamai seorang hamba, maka kedamaian dan ketentraman selalu hadir dalam sanubari hatinya, buah ketaqwaanya kepada yang Maha Kuat dan Perkasa.
5. Agar amal sholeh kita diterima oleh Allah
Allah swt berfirman didalam alquran :
{ .. قَالَ إِنَّمَا یَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِینَ.. }
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” [QS. Al-Māʾidah: 27]
Diterimanya amal sholeh kita disisi Allah merupakan anugrah yang begitu agung bagi seorang muslim dalam kehidupannya, dan itu merupakan visi hidup orang beriman, bagaimana dia terus berusaha, berjuang, berdoa dan berharap pada Allah agar sujudnya, tilawah quranyan, infak shadaqahnya, tangisanya, doa dan taubatnya ditengah malam semuanya Allah terima dan penerimaan yang baik.
Maka ayat alquran tadi, memberikan sebuah pandangan keimanan pada kita bahwa jika kita ingin amal kita diterima oleh Allah, maka amal itu harus berlandaskan taqwa, niat Ikhlas mengharapkan ridho Allah azza wajalla, sebagaimana ayat tadi menegaskan bahwa Allah hanya menerima suatu amal dari hamba-Nya yang bertaqwa.
Maka, kita begitu khawatir, jika ternyata kita bukan termasuk golongan hamba-Nya yang bertaqwa, hati kita jauh dari mengingat-Nya, akibat kemaksiatan yang masih sering kita terobos setiap harinya, perintah-Nya yang masih kita anggap sepele, menjalan syariat islam sesuka hawa nafsu kita, lalu amal Sholeh yang kita lakukan hanya diniatkan sebagai penggugur kewajiban, atau bahkan mengharapkan sebuah pujian dan legitimasi dari orang orang yang ingin dia tarik perhatianya, maka jangan heran kita akan mendapati catatan amal Sholeh kita kosong kelak pada hari akhir.
Karena Allah hanya menerima suatu usaha kebaikan, yang dilandaskan pada kebaikan pula, yaitu taqwa, rasa takut pada Allah dan mengharapkan selalu Ridho-nya.
Maka, Allah paksa kita puasa selama sebulan, agar dengan itu kita muncul sifat taqwa dalam diri kita, lalu dengan itu, segala bentuk kebaikan dan amal kita, semuanya akan dilipat gandakan pahalanya dengan hitungan angka angka yang tak terkira.
6. Agar kita dibangkitkan pada hari kiamat dengan keadaan yang mulia
Allah berfirman di dalam alquran :
{ یَوۡمَ نَحۡشُرُ ٱلۡمُتَّقِینَ إِلَى ٱلرَّحۡمَـٰنِ وَفۡدࣰا }
“(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, bagaikan kafilah yang terhormat” [QS. Maryam: 85]
Kita semua akan mati, meninggalkan kehidupan yang penuh senda gurau dan tipuan, namun kematian itu bukanlah akhir dari segala, melainkan babak awal dari segalanya.
Kelak kita semua akan dibangkitkan kembali, tulang belulang yang sudah hancur, dan remuk dimakan tanah, akan Allah satukan kembali, lalu kita dibangkitkan menghadap Allah azza wajalla, untuk mempertanggung jawabkan semua ucap, sikap, prilaku, dan kepercayaan kita kepada penguasa langit dan bumi.
Pada hari semua manusia, dari zaman nabi adam hingga manusia terakhir, dari semua macam ras, suku, gender, agama akan dikumpulkan disuatu tempat yang luas, itu merupakan titik paling mencekam yang dirasakan manusia, bagaimana mereka ketakutan bertemu dengan Tuhan-Nya, betapa memprihatinkanya amal yang mereka akan presentasikan dihadapan-Nya, sedang azab sudah terlihat jelas didepan mata mereka.
Saat itu, manusia dikumpulkan dengan kondisi yang beraneka ragam, banyak diantara mereka yang Allah hinakan, namun ada sebagian golongan manusia yang Allah muliakan, Allah sambut mereka, Allah kasihani mereka, Allah berikan ketenangan dan rasa aman, ketika mayoritas manusia dilanda rasa panik dan ketakutan.
Siapa mereka? Mereka orang yang bertaqwa, mereka yang dulu takut pada Rabbnya di dunia, namun saat itu Tuhan mereka ridho atas iman dan perbuatan mereka selama berada didunia, buah keistiqomahan dan taqwa mereka, menghantarkan mereka pada sebuah kemuliaan, yang saat itu para manusia menyesali seluruh waktu mereka didunia dan berharap Kembali kedunia dan menjadi orang yang bertaqwa, karena begitu besarnya kemuliaan yang Allah berikan kepada mereka.
Maka dengan puasa Ramadhan ini, Allah ingin kita berlomba lomba dengan amal Sholeh, agar menjadi pribadi yang bertaqwa, karena Allah ingin bangkitkan kita dalam keadaan yang mulia.
7. agar kita bersenang senang di taman taman surga
Allah berfirman di dalam al-quran :
{ إِنَّ ٱلۡمُتَّقِینَ فِی جَنَّـٰتࣲ وَعُیُونٍ }
[QS. Adh-Dhāriyāt: 15] “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman surga dan mata air”
[QS. Adh-Dhāriyāt: 15] “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman surga dan mata air”
Bukankah kita selalu mengimpikan suatu nikmat yang abadi? Yang didalamnya tidak ada lagi rasa sedih dan letih? didalamnya tak ada lagi luka dan duka? didalamnya hanya ada tawa dan Bahagia? Bukankah kita sudah banyak mengeluarkan air mata demi mencari nikmat dunia yang ternyata hanya sementara?
mengapa kita tinggalkan surga hanya untuk dunia yang hanya bagaikan sayap lalat yang tak ada nilainya?
mengapa kita tinggalkan surga hanya untuk dunia yang hanya bagaikan sayap lalat yang tak ada nilainya?
Allah tidak menginginkan kita terbuai dengan kilauan dunia, 11 bulan lebih kita berjuang dari pagi hingga petang mengejar kenikmatan dunia yang semakin hari terasa tak cukup, maka Allah ingin istirahatkan kita sejenak dari dunia, mengingatkan kita adaada sebuah tempat yang bernama surga, dia disiapkan khusus untuk mereka yang bertaqwa, yang hidup dengan memegang teguh syariat Tuhanya hingga ajal menjemputnya.
Ayat di atas, Allah ingatkan kita Kembali, kelak ada hamba hamba Allah, yang mereka akan berlari riang Bahagia, bermain main di taman surga, didalamnya ada Sungai Sungai begitu cantik dan memanjakan mata, tak pernah terbayangkan nikmat it oleh mereka, tetapi mereka ridho dengan pemberian Tuhanya.
Maka dengan puasa Ramadhan, Allah hendaki kita menjadi Hamba yang bertitelkan taqwa, karena surga ini memang dikhususkan bagi mereka, maka berusahalah sekuat tenaga agar kita menjadi penghuni surga itu,jangan gugur ditengah jalan, jangan bosan Ketika sholat malam, jangan enggan ketika memberi perbukaan, jangan berhenti cepat Ketika membaca alquran, jauhi kemaksiatan, tingkatkan ketaqwaan, kelak kita akan bersua di Surga Allah yang begitu menawan.
Penulis : H. Muhammad Mughni, Lc
Mahasiswa Master jurusan Tafsir Alquran di UIII
Penulis : H. Muhammad Mughni, Lc
Mahasiswa Master jurusan Tafsir Alquran di UIII